Segak gagah putera bistari
puteri manja kesayangan ratu,
Seri wajahmu igauan mimpi
senyum kerlingan penawar rindu, Camar laut
melayang rendah
tampak ikan lalu disambar,
Kasih padamu hinggap menyinggah
dalam pelukan bukanlah sebentar,
Tenang-tenang air di laut
sampan kolek mudik ke tanjung,
Hati terkenang mulut tersebut
budi yang baik rasa nak junjung,
Meninjau padi masak
batang kapas bertimbal jalan,
Hati risau di bawa gelak
bagai panas mengandung hujan,
Asap api di Tanjung Tuan
Kuala Linggi bakaunya rendah,
Harap hati kepada tuan
langit tinggi ku pandang rendah,
Dua puluh satu bilangan Melayu
satu likur bilangan Jawa,
sama-sama menanggung rindu
kalaupun mati kita berdua,
Walaupun jauh dipandang mata
cinta ku semai kasih sejati,
Biarpun jauh di seberang sana
kasih ku berubah tidak sekali,
Ku kutip bunga
buat karangan
karangan diletak di atas peti,
Ingin ku sunting bunga di jambangan
buat penyeri di taman hati,
Ambil tali buat
pengikat
Tali sabut panjang sedepa,
Bukankah janji telah diikat
kedatangan kanda ditunggu setia,
Hendak ke
seberang naik penambang
perahu penambang tidak berpintu,
Usahlah kanda berhati bimbang
perhubungan kita mendapat restu,
Duduk berehat
di pinggir kali
mengingat kekasih yang telah pergi,
Bukan ku bimbang kekasih kembali
takut luka berdarah kembali,
Mandi-manda di
pinggir kali
kali jauh naik pedati,
Bukan setakat dia kembali
ingin pula merayu hati,
Petik mari buah
ciku
ambil yang manis letak di peti,
Kenapa dinda berubah laku
adakah kasih bertukar benci,
Cantik indah
suntingan melati
melati desa menarik sekali,
Apakah maksud dinda tak mengerti
bicara kanda dalam sekali,
Cantik ayu si
gadis sunti
pandai pula menjahit jala,
Baru senang rasa di hati
air berkocak tenang semula,
Ikan haruan si
ikan tenggiri
dibawa orang dari Linggi,
Padamu kanda ku perhambakan diri
bawalah daku kemana kau pergi,
|
|
Berkurun lama
pergi menjauh
wajah ku lihat di dalam mimpi,
Kalau dah kasih sesama sungguh
kering lautan tetap ku nanti, Surat ku
layang untuk berkata
penyampai hasrat kata di hati,
Kalaulah sungguh kasihkan saya
jangan dibuang sampai ke mati,
Indah nian
bulan mengambang
keliling pula bintang bercahaya,
Wajah tuan bila ku pandang
bagai melihat pintunya syurga,
Langit cerah
awan membiru
dinihari embun pun jatuh,
Sakit sungguh menanggung rindu
di dalam air badan berpeluh,
Senja berlalu
iramanya merdu
malam berhiba silih berganti,
Merdu suaramu berputik rindu
menganyam cinta di tasik hati,
Kata terbukti
setulus budi
sepanjang abad terkalung di jiwa,
Cinta sejati terus bersemi
selagi jasad terkandung nyawa,
Hilang sepi
diraut wajah
usah terlerai nilainya budi,
Setia janji tak akan berubah
kasih tersemai tetap abadi,
Petang
hari indah di taman
berjalan-jalan bersuka-ria,
Kanda datang membawa harapan
ingin mendirikan istana bahagia,
Burung
merpati terbang melayang
singgah sebentar di pohon meranti,
Rindu hatiku bukan kepalang
wajah mu tuan termimpi-mimpi,
Selat
Melaka lautnya tenang
di situ tempat perahu bugis,
Orang jauh janan dikenang
kalau dikenang tentu menangis,
Terkenal gagah
Indera Putera
gagah lagi pahlawan berlima,
Perlukah kanda bersumpah setia
seia sekata hidup bersama,
Sayang
selasih dibuat main
air perigi dingin terasa,
Hati tidak pada yang lain
walau dinda jauh di mata,
Asal kapas jadi
benang
dari benang dibuat kain,
Barang lepas jangan di kenang
sudah jadi orang lain,
Pucuk pauh
delima batu
anak sembilang ditapak tangan,
Biar jauh beribu batu
jauh di mata di hati jangan,
Dulang perak
cantik terukir
hadiah untuk tuan puteri,
Jangan dikirim salam terakhir
kekasih di sini setia menanti,
Indah nian Seri
Menanti
Seri Menanti bandar di raja,
Dinda akan ku jadikan permaisuri hati
seraut wajahmu ku jadikan penawar hati, |